Menurut peneliti, Dr. Roger E. Stevenson dan koleganya dari Pusat Genetika Greenwood, South Carolina, angka kejadian (rate) spina bifida dan cacat lahir turun setelah wanita hamil mendapatkan asam folat dan hal ini menambah bukti akan manfaat vitamin B selama kehamilan. Sejak tahun 1998 di Amerika Serikat, Para produsen/pembuat dan pabrik menambahkan fortikasi asam folat terhadap tepung, roti, sereal, pasta, makanan jagung serta produk biji-bijian/padi lainnya. Berdasarkan studi baru, yang dilaporkan dalam Journal of Pediatrics 2011 secara online, para peneliti melihat angka kejadian NTD di South Carolina dari 1992 sampai 2009.
Berdasarkan data yang ada, bayi-bayi yang dilahirkan di Negara bagian South Carolina mempunyai tingkat kejadian NTD yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata negara bagian lain di Amerika Serikat. Namun selama periode studi, rate "isolasi" NTD (tidak digabung dengan defek lahir pada bayi lainnya) turun dari 1,4 setiap 1000 kelahiran dan kematian fetus menjadi sekitar 0,6 per 1000. Dan data dari tahun 1998 sampai 2005, rerata kejadian spina bifida dan anencephalus yang sering terdapat pada NTD adalah 0,69 per 100.000. Hal ini sesuai dengan rerata keseluruhan secara nasional di Amerika Serikat.
Berdasarkan hasil interview dengan para wanita di Negara bagian South Carolina yang berusia antara 15 - 45 selama periode studi , persentase wanita yang mendapatkan asam folat meningkat dari 8 % menjadi 35 % dari keadaan regular. Meskipun peneliti tidak menanyakan kepada para wanita tersebut lebih lanjut berapa banyak asam folat yang mereka dapatkan, namun para ahli merekomendasikan bahwa para wanita hamil menerima 400 mcg asam folat, berasal dari multivitamin atau makanan yang terfortifikasi Penambahan folat, dalam bentuk alami dapat ditemukan pada beberapa bahan makanan seperti: bayam, asparagus, kacang dan polong yang dikeringkan serta jus jeruk. Walaupun temuan baru ini bersifat positif, masih terdapat ruang untuk menelitilebih lanjut hal ini menurut Dr. Stevenson beserta teamnya. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa sampai akhir periode studi, hanya 35 % wanita yang mendapatkan asam folat, dari 2/3 populasi yang tahu dengan pasti serta awareness terhadap manfaat vitamin B pada khususnya. Obesitas dan diabetes tipe 2 pada ibu merupakan faktor kedua lainnya yang berkaitan dengan rerata risiko yang lebih tinggi terhadap NTD.
Pada studi ini, peningkatan pengunaan asam folat tidak mengeliminasi risiko yang berhubungan dengan diabetes, sehingga menurut Dr. Stevenson dan teamnya, masih perlu pertimbangan lebih lanjut untuk melihat dampak pemberian asam folat terhadap pencegahan diabetes pada wanita usia reproduktif. Mereka menambahkan bahwa studi selanjutnya diperlukan untuk melihat apakah asam folat yang lebih tinggi, diperlukan bagi wanita dengan diabetes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar